Selasa, 24 Juli 2012

KELEMAHAN

KADANG KITA SUKA MENGELUH DENGAN KELEMAHAN. Hal yang paling indah dalam hidup ini bila semua kelemahan kita angkat. Kita tidak perlu lagi takut dengan segala pencobaan dan godaan. Kita merasa bebas kemana saja kita pergi, baik untuk melayani maupun untuk urusan - urusan lain. Tidak ada tempat di dunia ini yang kita anggap tabu untuk didatangi dan tidak ada jabatan yang kita anggap "empuk" untuk dijabat, karena apapun godaannya kita pasti tidak terpengaruh. Bahkan mungkin kita juga tidak perlu takut dengan adanya konser musik, seperti Lady Gaga yang membius setiap pengunjung dengan penampilannya yang eksentrik dan tariannya yang erotis. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana rupa kita, kita kita bebas dari kelemahan, mungkin kita sama seperti mayat hidup, tanpa  rasa dan selera apa-apa.

Pernah dalam pelayanan ada seorang bapak yang dengan polosnya bertutur kepada saya, bahwa dia sangat membenci kelemahannya. Berbagai cara telah dia lakukan agar kelemahannya dapat diangkat atau dicabut Tuhan secara serempak. Dia mengatakan, bahwa tujuan dia melakukan baptisan selam agar Tuhan dapat mengangkat kelemahannya, Dia juga selalu ikut perjamuan kudus dan altar call dengan tujuan yang sama, namun sammpai sekarang ini, kalau dia melihat lawan jenis dia pasti berpikir yang "ngeres". Pikir saya sejenak, bagaimana kalau Tuhan mengabulkan permintaannya, bagaimana nanti kehidupan rumah tangganya. Dia pasti tidak berserah pada istrinya.

Pada kesempatan ini kita akan belajar merenenungkan bagaimana pandangan Rasul Paulus atas kelemahan yang dia miliki. Pada cuplikan ayat di atas, rasul Paulus mengungkapkan, bahwa dia tidak dapat bermegah dengan hal lain dalam kelemahan dia menjadi kuat. " Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab, jika aku lemah, maka aku kuat " ( II Kor. 12 : 10 ).

Sebagai seorang yang telah malang-melintang dalam melayani dan mengiringi Tuhan, rasul Paulus sangat mengerti betul dikuasai kelemahan dan berkuasa atas kelemahan. Seorang bapak yang bersaksi kepada saya di atas adalah contoh dari orang yang sangat mencintai Tuhan, namun pada sisi lain dia sangat dikuasai oleh kelemahan, sehingga kelihatannya ia benar-benar frustrasi. Namun bagi rasul Paulus dengan kelemahan dia berlatih untuk menjadi kuat dan tangguh oleh karena kuasa Tuhan. Ada dua hal yang membuat rasul Paulus kuat dalam kelemahannya, yakni :
Pertama, Dia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh kelemahan.   Ini dilakukan dengan cara tidak pernah memikirkan persoalan yang dapat membuat kelemahannya hidup. Seringkali yang membuat kita gagal dan jatuh dalam dosa adalah karena kita dikuasai oleh kelemahan. Seharusnya kitalah yang menguasai kelemahan kita, dengan jalan selalu berpikir positiv dan hidup optimis.
Kedua, Dia selalu dipenuhi oleh hadirat Tuhan dimanapun dia berada ( Rm. 8:26 ). Jika hidup kita dipenuhi hadirat Tuhan, maka atmosfir yang keluar dari dalam hidup kita adalah kedamaian dan bukan emosi atau hawa nafsu .
Pada prisipnya, apapun kelemahan yang ada dalam diri kita, kita harus mampu mengubahnya menjadi kekuatan, seperti yang dilakukan oleh rasul Paulus.



Doa : 

Tuhan Yesus, aku serahkan segala kelemahanku kepada-Mu dan aku mohon Engkau selalu memimpin hidupku, sehingga aku mampu mengubah kelemahan-kelemahanku menjadi kekuatan yang membuat aku semakin maju di dalam Engkau. Amin.



Anggur Baru :


Ditaburkan dalam kelemahan, dikuatkan dalam kekuatan

Sumber : Renungan Harian Anggur Baru Edisi Juli 2012
Oleh : Pdp. Timotius H. D. Tomatala, SE.Ak