Minggu, 05 Agustus 2012

MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK TUHAN

"Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu." (Mazmur63 : 5 )

Berapa lama Saudara memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan? Banyak yang menjawab : tidak pasti, kalau lagi tidak sibuk. Dalam sehari Tuhan memberi kita waktu selama 24 jam. Dari 24 jam itu, berapa jam yang kita gunakan untuk mencari hadirat Tuhan atau kita khususkan untuk memuji dan menyembah Dia??

Daud tidak pernah melewati hari tanpa bersekutu dengan Tuhan dan memuji - muji Tuhan, baik itu pagi, siang dan malam. Tertulis : " Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu - nunggu." (Mazmur 5:4), juga "...pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu: " (Mazmur 59:17) dan "...pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku." (Mazmur 42:9). Di segala waktu dan keadaan (suka maupun duka) Daud selalu memuji-muji Tuhan. Sama seperti yang dilakukan oleh suku Lewi, satu-satunya suku diantara 12 suku di Israel yang memiliki tugas 'istimewa' yaitu dikhususkan untuk melayani Tuhan, menyanyikan puji-pujian  kepada Tuhan. Dikatakan: "...mereka bertugas menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan setiap pagi, demikian juga pada waktu petang," (1 Tawarikh 23:30).

Selama masih ada waktu, selama matahari terbit di ufuk timur, selama bintang masih gemerlap di waktu malam, dan selama bumi masih berputar, suku Lewi tak henti-hentinya menaikkan korban syukur dan puji-pujian bagi Tuhan, baik itu pada waktu pagi, petang dan juga pada hari-hari khusus seperti sabat, bulan baru, hari raya dan sebagainya. Kita pun harus demikian, menyediakan waktu khusus bagi Tuhan. Jangan hanya saat ibadah di Gereja saja!! Kita sendiri harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mencari hadirat Tuhan. Bagi yang bekerja bisa menyediakan waktu pagi untuk Tuhan sebelum berangkat beraktivitas. Para ibu rumah tangga malaah lebih fleksibel karena memiliki waktu luang lebih banyak di rumah, bisa pagi, siang atau sore. Atau mungkin kita hanya bisa pada malam hari setelah semua tugas dan pekerjaan terselesaikan. Tidak masalah!! Daud berkata,"Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku." (Mazmur 34:2) 

Jika Daud Bisa, mengapa kita tidaak??

Tuhan Yesus Memberkati Kita Semuaaaa....
Amin :))

Mari kita baca: Mazmur 63:1-12

Syallom,
Marlius Telaumbanua

follow my twitter : @Lhiuz92_MRLS.

Selasa, 24 Juli 2012

KELEMAHAN

KADANG KITA SUKA MENGELUH DENGAN KELEMAHAN. Hal yang paling indah dalam hidup ini bila semua kelemahan kita angkat. Kita tidak perlu lagi takut dengan segala pencobaan dan godaan. Kita merasa bebas kemana saja kita pergi, baik untuk melayani maupun untuk urusan - urusan lain. Tidak ada tempat di dunia ini yang kita anggap tabu untuk didatangi dan tidak ada jabatan yang kita anggap "empuk" untuk dijabat, karena apapun godaannya kita pasti tidak terpengaruh. Bahkan mungkin kita juga tidak perlu takut dengan adanya konser musik, seperti Lady Gaga yang membius setiap pengunjung dengan penampilannya yang eksentrik dan tariannya yang erotis. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana rupa kita, kita kita bebas dari kelemahan, mungkin kita sama seperti mayat hidup, tanpa  rasa dan selera apa-apa.

Pernah dalam pelayanan ada seorang bapak yang dengan polosnya bertutur kepada saya, bahwa dia sangat membenci kelemahannya. Berbagai cara telah dia lakukan agar kelemahannya dapat diangkat atau dicabut Tuhan secara serempak. Dia mengatakan, bahwa tujuan dia melakukan baptisan selam agar Tuhan dapat mengangkat kelemahannya, Dia juga selalu ikut perjamuan kudus dan altar call dengan tujuan yang sama, namun sammpai sekarang ini, kalau dia melihat lawan jenis dia pasti berpikir yang "ngeres". Pikir saya sejenak, bagaimana kalau Tuhan mengabulkan permintaannya, bagaimana nanti kehidupan rumah tangganya. Dia pasti tidak berserah pada istrinya.

Pada kesempatan ini kita akan belajar merenenungkan bagaimana pandangan Rasul Paulus atas kelemahan yang dia miliki. Pada cuplikan ayat di atas, rasul Paulus mengungkapkan, bahwa dia tidak dapat bermegah dengan hal lain dalam kelemahan dia menjadi kuat. " Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab, jika aku lemah, maka aku kuat " ( II Kor. 12 : 10 ).

Sebagai seorang yang telah malang-melintang dalam melayani dan mengiringi Tuhan, rasul Paulus sangat mengerti betul dikuasai kelemahan dan berkuasa atas kelemahan. Seorang bapak yang bersaksi kepada saya di atas adalah contoh dari orang yang sangat mencintai Tuhan, namun pada sisi lain dia sangat dikuasai oleh kelemahan, sehingga kelihatannya ia benar-benar frustrasi. Namun bagi rasul Paulus dengan kelemahan dia berlatih untuk menjadi kuat dan tangguh oleh karena kuasa Tuhan. Ada dua hal yang membuat rasul Paulus kuat dalam kelemahannya, yakni :
Pertama, Dia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh kelemahan.   Ini dilakukan dengan cara tidak pernah memikirkan persoalan yang dapat membuat kelemahannya hidup. Seringkali yang membuat kita gagal dan jatuh dalam dosa adalah karena kita dikuasai oleh kelemahan. Seharusnya kitalah yang menguasai kelemahan kita, dengan jalan selalu berpikir positiv dan hidup optimis.
Kedua, Dia selalu dipenuhi oleh hadirat Tuhan dimanapun dia berada ( Rm. 8:26 ). Jika hidup kita dipenuhi hadirat Tuhan, maka atmosfir yang keluar dari dalam hidup kita adalah kedamaian dan bukan emosi atau hawa nafsu .
Pada prisipnya, apapun kelemahan yang ada dalam diri kita, kita harus mampu mengubahnya menjadi kekuatan, seperti yang dilakukan oleh rasul Paulus.



Doa : 

Tuhan Yesus, aku serahkan segala kelemahanku kepada-Mu dan aku mohon Engkau selalu memimpin hidupku, sehingga aku mampu mengubah kelemahan-kelemahanku menjadi kekuatan yang membuat aku semakin maju di dalam Engkau. Amin.



Anggur Baru :


Ditaburkan dalam kelemahan, dikuatkan dalam kekuatan

Sumber : Renungan Harian Anggur Baru Edisi Juli 2012
Oleh : Pdp. Timotius H. D. Tomatala, SE.Ak